Rabu, 08 Agustus 2018

Syarat Mudah Pesugihan Pohon Dawandaru Gunung Kawi Bebas Hutang Puluhan Juta Lunas

Syarat Mudah Pesugihan Pohon Dawandaru Gunung Kawi  Bebas Hutang Puluhan Juta Lunas Jangan Mau Terjerat Utang Terlalu Lama Yang perlu kita kerjakan sesaat kita tidak miliki potensi, merupakan kita secepat-cepatnya kembali pada Allah, serta memohon Kuasa-Nya ada didalam kehidupan kita. 
Pesugihan Pohon Dawandaru Gunung Kawi  Bebas Hutang Puluhan Juta



Masalah hutang sangat kecil buat Allah mah. Kalaupun Dia telah sudi, bukan saja hutang kita akan lunas, tetapi juga kehidupan kita akan kembali dibangkitkan oleh Allah, usaha kita kembali dijayakan, rumah tangga kembali 
diharmoniskan, pekerjaan kembali dikasihkan, ketenangan kembali didatangkan. Serta mampukah Allah? Tentu dapat. Dia tentu dapat. Serta ini tentu, tak perlu disangsikan lagi.Gunung Kawi yang terdapat Malang, Jawa Timur, konon populer oleh karena beberapa hal yang terkait dengan pesugihan serta ritual-ritual yang seringkali diselenggarakan disana . Banyak yang mengerjakannya karena mencari kekayaan yang tidak terhingga serta berjalan selama-lamanya. 

Apa memang benar demikian? Berikut pertanyaan yang agak susah-susah gampang untuk menjawabnya. Tapi, kenyataan tunjukkan di Gunung Kawi ini adalah salah satunya tempat ritual mencari kekayaan yang begitu populer di Jawa. 

Sekurang-kurangnya, ada kenyataan riil yang tunjukkan sejauh manakah kebenaran dari pesugihan Gunung Kawi ini. Berikut ini ada beberapa kenyataan mistis yang memberikan indikasi itu yang tidak terbantahkan. 

1. Ritual Pesugihan Betul-betul Ada 

Kenyataan yang pertama tunjukkan jika ritual pesugihan di Gunung Kawi itu ada. Itu tidak cuma terdengar dari narasi, tapi dari fakta di lapangan. Di Gunung Kawi ada pesugihan untuk memohon pertolongan kekayaan pada raja jin penguasa Gunung Kawi. 

Pesugihan Gunung Kawi, -begitu ritual ini disebut-, sudah banyak mengundang perasaan ingin tahu penduduk dari semua Nusantara, terpenting buat mereka yang alami kesusahan ekonomi serta ingin lepas dari belenggu kemiskinan. 

2. Pohon Dawandaru Gunung Kawi 

Ada pohon dawandaru di ruang pemakaman, pohon dawandaru (pohon keberuntungan) ini dimaksud sebagai shian-to atau pohon dewa oleh orang Tionghua. Beberapa peziarah seringkali menanti dahan, buah maupun daunnya yang jatuh. 

Tuturnya Pesugihan Pohon Dawandaru Gunung Kawi  Bebas Hutang Puluhan Juta jika disimpan, bisa meningkatkan kekayaan untuk orang itu. Akan tetapi seperti namanya, diperlukan kesabaran sampai beberapa bulan untuk menanti bagian-bagian dari pohon itu jatuh. 

3. Konglomerat Tersohor Gunung Kawi 

Dari cerita yang tersebar, lakukan pemujaan di gunung Kawi memang dipercaya bisa membuat diri kita jadi dimudahkan dalam memperoleh rejeki. Ini benar ataukah tidak, yang pasti kalaupun kita google untuk mencari berita tentang Gunung Kawi, disana tetap tercatat jika beberapa konglomerat negeri ini seperti Ong Hok Liong (entrepreneur rokok) serta Sudono Salim (pemilik Salim Grup) juga dirumorkan sempat lakukan pemujaan di gunung ini saat usaha mereka alami pailit di waktu jatuh bangunnya dahulu. 

4. Rumah Padepokan Eyang Sujo 

Pertama-tama dibangun di Blitar, Jawa Timur, rumah padepokan ini diberitakan mempunyai koneksi dengan pesugihan Gunung Kawi. Rumah padepokan ini dikasihkan pada pengikut paling dekat Eyang Sujo yang bernama Ki Maridun. Ada beberapa peninggalan yang dikeramatkan punya Eyang Sujo diantaranya merupakan bantal serta guling yang memiliki bahan batang pohon kelapa, dan tombak pusaka sewaktu perang Diponegoro. 

5. Jumat Legi serta 12 Suro 

Sangat banyak kegiatan ritual dikerjakan waktu Jumat Legi, karena hari itu diketahui menjadi hari pemakaman Eyang Jugo (Kyai Zakaria II). Sedang tanggal 12 bulan Suro merupakan hari diperingati wafatnya Eyang Sujo (Raden Mas Iman Sudjono). Menurut narasi, saat lakukan ritual didalam bangunan makam, tidak diijinkan ada pemikiran yang negatif. Serta dianjurkan sebelum mengawali supaya bersihkan tubuh dengan mandi keramas terlebih dulu. 

6. Guci Kuno 

Ada dua buah guci kuno yang disebut peninggalan dari Eyang Jugo. Pada jaman dulu, guci-guci ini dipakai menjadi penyimpanan air suci untuk penyembuhan. Penduduk seringkali mengatakan dengan nama 'janjam'. Guci kuno ini sekarang ditempatkan selain kiri pesaeran (makam). Seringkali dipercayai jika dengan minum air dari guci ini akan membuat orang jadi awet muda. 

7. Petilasan Prabu Sri Kameswara 

Di petilasan Gunung Kawi ini ada kraton. Letak kraton itu pada ketinggian 700 mtr. serta seputar 1/2 jam dari makam Eyang Sujo serta Jugo, ada suatu keraton yang sempat jadi pertapaan punya Prabu Kameswara. Dia adalah pangeran dari Kerajaan Kediri yang beragama Hindu. 

Dahulu diberitakan jika sesudah sang prabu tuntas bertapa ditempat itu, beliau sukses merampungkan kericuhan politik di kerajaannya. Sekarang, petilasan itu sudah dipakai menjadi tempat pemujaan serta praktek pesugihan. 

8. Persembahan Tumbal di Gunung Kawi 

Seringkali diceritakan ada tumbal dibalik ritual Gunung Kawi ini. Ada yang menyangkal, tapi semakin banyak yang mengiyakannya, jika ada tumbalnya, berbentuk nyawa manusia. Tentunya begitu mengerikan. 

Diceritakan, sang Juru Kunci lah yang akan menuntun ritual pesugihan Gunung Kawi ini. Sesudah mandi suci, si aktor mesti lakukan sumpah untuk memberi tumbal nyawa baru mereka diizinkan untuk lakukan tapa brata menjadi prosesi ritual pesugihan selanjutnya. 

Sesudah melalui setahun, pemilik pesugihan umumnya akan mulai mangalami penambahan kualitas serta jumlah ekonomi dalam kehidupannya. Saat saat itu berlangsung, ia mulai mesti menyerahkan tumbal yang berbentuk seseorang manusia yang mempunyai jalinan darah dengannya untuk jadikan menjadi salah satunya pesuruh kerajaan gaib di Gunung Kawi. 

Seorang yang ditunjuk menjadi tumbal itu umumnya mati tanpa diduga-duga dengan tidak diduga. Diluar itu, setiap saat diberikannya tumbal, kekayaan pemilik tumbal umumnya akan bertambah dengan mencolok. 

Anda bisa yakin ataukah tidak, Pesugihan Pohon Dawandaru Gunung Kawi  Bebas Hutang Puluhan Juta  yang pasti didunia ini tidak ada yang gratis. Iya, ‘kan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar